Tuesday, May 19, 2009

Sermon Pengurus, 17 Mei 2009. Bagaimana Membaca Perjanjian Lama?

Seharusnya thema kita adalah Facing Your Giant, yang akan membahas kisah Daud pada saat menghadapi Goliat.  Tapi ternyata P'Yongki membahas hal yang berbeda, tetapi lebih luas.
Beliau membukakan tentang bagaimana kita seharusnya membaca Perjanjian Lama.  Karena sebagian bersar perjanjian lama adalah kisah Narasi, yang dituliskan oleh para narator.  Siapa yang menjadi naratornya tidak selalu dapat dipastikan.  Tetapi dalam menulis narasi tersebut dalam setiap kisah pastilah Narator punya sudut pandang (point of view) yang ingin disampaikan.  Sebagai pembaca perjanjian lama kita harus jeli dalam melihat hal tersebut, point of view sendiri bisa dituliskan di awal atau di akhir dari sebuah kisah.
 
Selain point of view, yang sangat berperan dalam PL adalah penokohan.  Ada tokoh utama dan tokoh tidak utama.  Tokoh utama adalah tokoh yang selalu harus ada dalam cerita, kalau tokoh tersebut tidak ada maka rusaklah bangun cerita sedang dibuat tersebut.  
Penokohan sendiri ada dua jenis, 
  • Tokoh Datar, tokoh yang hanya digambarkan dengan satu atau dua karakteristik dan tidak lagi dikembangkan di dalam kisah, contohnya pada penokohan istri Daud Abigail, hanya digambarkan sebagi perempuan yang bijaksana dan elok,  selanjutnya tidak ada lagi penjelasan lain tentang Abigail. 
  • Tokoh Bulat (Round), tokoh yang digambarkan dengan sangat lengkap sehingga pembaca dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari tokoh tersebut.
Nah dalam hal apapun dalam satu kisah, yang kita perhatikan adalah pesan apa yang ingin disampaikan oleh narator dari suatu kisah dan penokohannya.  Jika menafsirkan maka kita harus menafsirkan dari apa yang tertulis, bukan dari apa yang tidak tertulis.
 
Beliau mencontohkan begini,
Pada Kisah Raja Daud dan Betseyba, kidak digambarkan bagaimana karakter dari Betseyba, apakah dia seorang yang dingin?, apakah dia suka kepada Raja Daud?   Karena tidak digambarkan bagaimana perasaannya/responnya terhadap apa yang terjadi kepadanya.  Maka tak perlulah kita menduga-duga, bagaimana sebenarnya sifat Betseyba, karena pada kisah itu point of view narator di sini adalah tentang Daud.  Maka kita fokus ke Daud.
 
Kira-kira begitu penjelasannya.  Diskusi yang terjadi menjadi sangat menarik dikaitkan dengan pandangan-pandangan yang ada di masa sekarang yang mencuplik sedikit dari kisah Alkitab untuk melegalkan pendapat mereka, antara lain oleh kaum Homo (pada kisah Daud dan Yonathan) atau oleh kaum Feminis (pada kisah Ester vs Wasti). Menarik untuk dibahas kan?
( Jakarta)